YOGYA – Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta (Diskominfo DIY) terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi lewat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) digital. Pranata Humas Ahli Muda Diskominfo DIY, Wiwik Lestari Ningrum, berujar, dalam mewujudkan hal tersebut pihaknya akan melakukan pelatihan e-business sebanyak 60 kali pada 2023 dan bekerja sama dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY sebagai fasilitator anggaran.
“Nanti kami menggelar pelatihan e-business tersebut di setiap Kabupaten/Kota di DIY. Jadi kami terus menyasar beberapa wilayah. Nah, khusus untuk kali ini, kami menggelar pelatihan e-business di Kota Yogyakarta yang berada di Balai RT 2, RW 5 Gowongan,” jelasnya kepada Tribun Jogja di Kota Yogyakarta, Selasa (2/5/2023).
Menurutnya, pelatihan tersebut perlu diberikan kepada pelaku UMKM di DIY agar mampu berkembang, naik kelas dan mendapatkan pangsa pasar yang luas. “Kami berharap, melalui pelatihan e-business, para pelaku UMKM di DIY dapat terus berkembang dan pergerakan UMKM digital terus meningkat. Sehingga UMKM di DIY bisa sukses dan berkobar,” pintanya.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menghadirkan beberapa narasumber, baik itu dari Pengembangan Layanan dan Ekosistem Live Media hingga anggota DPRD DIY sebagai edukator pengembangan UMKM digital. Direktur Pengembangan Layanan dan Ekosistem Live Media, Eka Indarto, menyampaikan, kecepatan digitalisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan UMKM, baik mengenai kompetensi market dan lain sebagainya.
“Sebab perkembangan zaman itu memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM. Kenapa begitu? Karena, ada banyak cara bagi pengusaha dalam menghasilkan uang. Apalagi dengan UMKM digital. Lewat UMKM digital mereka bisa mencari nafkah tanpa harus membuka tempat usaha,” ucap Eka. Namun, ia menilai, yang menjadi problematika bagi pelaku UMKM digital saat ini adalah bagaimana mereka bisa meningkatkan kualitas usahanya agar terus berjalan dengan baik.
Untuk itu, Eka menyebut, upaya yang dilakukan Diskominfo DIY menjadi jawaban terbaik. Di mana kehadiran UMKM digital juga perlu didorong dengan pendampingan edukasi dari beberapa stakeholder. “Karena saat ini di Kota Yogyakarta, yang aktif dalam UMKM digital itu ada tiga titik. Yang pertama adalah UMKM yang dulunya tidak digital dan beralih menjadi digital.
Nah itu ada sekitar 65 sampai 70 persen. Kemudian ada UMKM yang melakukan switching, tapi itu bisa dikatakan hampir 100 persen sudah masuk di digital. Selanjutnya, ada UMKM dengan produk baru khususnya di bidang millennial yang bertumbuh hampir 100 persen dan dipastikan akan terus meningkat,” urai Eka.
“Artinya, tiga titik tersebut tidak akan berkembang tanpa keterlibatan pemerintah maupun berbagai stakeholder. Sehingga dalam mewujudkan hal itu perlu pendampingan yang tepat bagi pelaku UMKM di DIY,” imbuh dia.
Senada, Anggota DPRD DIY, Stevanus C. Handoko, mengatakan, kehadiran pelatihan e-business perlu dilakukan untuk mendukung transformasi digital dalam kehidupan masyarakat maupun sektor pelaku usaha. “Kalau kita lihat sekarang, perkembangannya memang banyak diikuti dengan pemanfaatan teknologi. Jadi, dengan pelatihan bisnis yang berlangsung pada saat ini, diharapkan para UMKM di Kota Yogyakarta terus berkembang,” pintanya.
“Ke depan, saya berharap Diskominfo DIY sebagai lini sektor teknologi juga bisa memberikan berbagai macam kegiatan yang mendorong pemanfaatan di berbagai sektor usaha,” imbuh Stevanus. Dalam kesempatan tersebut, dia turut memberikan pemaparan terkait peran DPRD dalam menunjang UMKM di DIY dan kewenangannya dalam melakukan pengawasan. “Kemudian terkait dengan acara teknisnya atau materi teknis terdapat pemaparan edukasi tentang seputar UMKM bertransformasi ke arah digital,” pungkasnya. (Nei)
sumber: https://jogja.tribunnews.com/